twitter
facebook
multiply
tumblr

Sabtu, 27 Juli 2013

Resume MBC Day-11

Di tengah teriknya siang di tanggal 26 Juli 2013, pada pukul 13.00, selasar basement Labtek VIII lagi-lagi dipenuhi oleh para peserta dan panitia MBC. Walaupun telah ditetapkan kuorum berjalan (hingga pukul 20.30) dengan jumlah yang sangat kecil yaitu 174, tetap saja kami, Eltoro, tidak mampu memenuhinya. Meskipun hanya dapat menghadirkan 144 orang saja, kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai angka kuorum. Terbukti dengan hadirnya tiga peserta yang sebelumnya mengkonfirmasikan ketidakhadiran, lima orang yang menyusul, dan 21 orang peserta diklat OSKM 2013 yang mengikuti MBC di malam hari, sehingga jumlah kami bertambah menjadi 170 orang.

Saat pengecekan spek berlangsung, ternyata cukup banyak peserta yang melanggar akibat kesalahpahaman terhadap informasi. Kami tidak diperkenankan memakai pakaian yang ada embel-embel ITB-nya. Maka, beberapa di antara mereka yang membawa pakaian ganti mengganti pakaiannya dan bagi yang tidak bawa dianjurkan untuk membalik pakaiannya. Oleh Seniro Shiddiq, kami kemudian diajar beberapa lagu supporteran HME, yaitu Masa Bodoh, HME Bawah Tanah, dan Kami Bukan Bonex.

Masa Bodoh
Masa bodoh sama kelasemen
Masa bodoh materi pemain
Gue dukung cuma HME
Ayolah juara
Nggak peduli provokasi lawan
Nggak peduli juara bertahan
Gue dukung cuma HME
Ayolah berjaya

HME Bawah Tanah
Anak HME datang dari bawah tanah
Anak HME mendukung tim ...-nya
Daripada dukung syalala
Lebih baik dukung HME
HME, oi, jadi juara

Kami Bukan Bonex
Kami bukan Bonex
Bukan juga D'Jack
Bukan Viking atau Aremania
Kami bukan Kampak
Bukan Slemania
Kami ini HME ITB

Setelah melafalkan lagu-lagu tersebut, agenda dilanjutkan dengan permainan yang dibawakan oleh Seniro Dola. "MBC Bulaga," beliau berkata dan sontak seluruh peserta MBC tertawa mendengarnya. Bagaimana tidak? Permainan tersebut merupakan parodi dari salah satu acara di sebuah TV swasta Indonesia yaitu Eat Bulaga yang saat ini sangat merakyat. Tidak ada lagi yang memasang tampang serius, bahkan para seniro dan senorita, secara mengejutkan, menggantikan air wajah mereka yang seram menjadi ceria seceria kakak taplok pas OSKM dulu.

Eltoro kemudian dibagi atas dua kubu; kubu utara dan kubu selatan. Setiap kubu mengirimkan empat pasang peserta yang masing-masing pasangan akan bermain dalam satu sesi. Kata-kata yang ditebak berkaitan dengan hal-hal apa saja di MBC.

Pasangan pertama dari kubu selatan ialah Machi dan pasangan yang menebak "Google Glass" dalam waktu yang cukup lama. Dari kubu selatan, Demsy dan Arfie berhasil menebak kata "NIM Tag" dengan lumayan cepat dan teriakan "Hidup, Ambis!" yang diperuntukkan kepada Arfie bergelantungan di udara. Lalu, sesi kedua dari kubu selatan, Devi dan Ara cukup lama menebak kata "Banteng". Dari kubu utara, Andini dan Renita tidak berhasil menebak "Petir Ganesha". Namun tebakan-tebakan dari Renita berupa "Agitasi?" dan "Konfirmasi Google Docs?" telah mengundang gelak tawa penonton, terutama para panitia yang geleng-geleng mendengar kata agitasi.

Sesi ketiga, dari kubu selatan, Ivo dan pasangan terpaksa didiskualifikasi saat menebak "HMIF" karena Ivo tidak sengaja menoleh ke belakang di mana Seniro Dola sedang memegang petunjuk yang harus ditebak. Sedangkan dari kubu utara, walaupun Edo dan Nopri tidak berhasil menebak "Reinhart Hutapea", pasangan ini benar-benar mengundang ricuh tawa karena pertanyaan konyol nan polos dari Nopriandri berupa "Bisa dipegang?" dan "Bisa dipencet?" sampai-sampai seniro yang bersangkutan, Seniro Reinhart, agak kesulitan menahan tawa. Sesi keempat dari kubu selatan, Jopri dan Novan tidak berhasil menebak kata "MPA". Pasangan ini tergolong aneh karena Novan sendiri bertanya apa itu MPA dan pertanyaan yang diajukan Jopri terlampau filosofis yang kurang dimengerti oleh orang seperti Novan. Dan yang terakhir dari kubu utara, Andy dan Calvin dalam satu menit dapat menebak kata "Kuorum" yang sebelumnya dikira sulit oleh penonton.

Dari perolehan nilai, yang keluar sebagai pemenang adalah kubu utara! Oleh karena itu, kubu utara berhak memberi hukuman pada kubu selatan yang kalah. Awalnya diajukan hukuman Harlem Shake buat kubu selatan, akan tetapi karena membutuhkan waktu pembuatan yang lama, usul tersebut ditangguhkan. Beberapa menit terlewati dan kubu utara belum juga bisa menentukan hukuman apa yang pantas, akhirnya Seniro Dola menawarkan agar kubu selatan diberi satu kali kesempatan bermain dengan syarat kubu utara menentukan siapa yang akan maju dari kubu selatan.

Setelah melalui diskusi yang cukup panjang, akhirnya kubu utara yang dipenuhi oleh orang-orang berotak jahil nan brilian mengajukan agar Septian dan Fika yang maju. Seluruh peserta terbahak-bahak dan para panitia hanya bisa menunjukan wajah heran, bahkan Seniro Dola dengan penasarannya bertanya, "Mereka ada hubungan apa, sih?" yang dijawab dengan cengiran dari juniro dan bonita. Kata yang harus ditebak adalah "Mathilda" yang membuat kubu selatan putus asa karena diduga kata tersebut sulit ditebak. Namun, tak disangka-sangka, Septian mampu menebaknya hanya dalam sepuluh detik! Kubu selatan pun bersorak kegirangan walaupun dalam hati bertanya-tanya bagaimana bisa ketua angkatan kami secepat itu menebaknya. Pertanyaan tersebut terjawabkan oleh seseorang di kubu utara yang dengan seenaknya menjawab, "Itulah kekuatan cinta!"

Dengan kemenangan tak terduga itu, kubu selatan tidak memperoleh hukuman dan kubu utara hanya dapat menghela napas kecewa.

Permainan dilanjutkan dengan Tebak Nama. Setiap buku masing-masing mengirimkan enam orang perwakilan untuk menuliskan tujuh kata yang mendeskripsikan diri mereka sendiri. Tujuh kata tersebut menjadi petunjuk bagi kelompok lawan untuk menebak nama si perwakilan dengan Seniro Dola yang menjawab "Ya!" atau "Tidak!". Di akhir permainan, lagi-lagi kubu utara yang menjadi pemenang. Dan Seniro Dola mengatakan bahwa permainan-permainan tersebut memiliki esensi agar Eltoro semakin dekat dan mengenal elektroteknik lebih mendalam. Setelah itu, kami dipersilakan untuk sholat dan beristirahat selama tiga puluh menit.

Pada pukul 15.45, kami dibariskan kembali di selasar basement Labtek VIII sebanyak enam banjar. Kemudian kami dimobilisasi tiap empat baris menuju Lapangan Basket A dan B di Saraga dengan jalur yang berbeda. Di lapangan basket itu, para seniro dan senorita telah menunggu kami dengan pakaian kasual (bagi yang tidak bermain) dan pakaian olahraga (bagi yang bermain), yang tentunya tanpa jaket himpunan. Kali ini diadakan permainan basket dengan sekelompok seniro melawan tiga kelompok juniro secara bergantian, sedangkan massa lainnya menjadi supporter yang menyanyikan lagu-lagu supporteran HME.

Seharusnya, jika tidak ada rintik hujan yang tiba-tiba turun, agenda olahraga ini berlangsung sampai jam setengah enam sore. Dengan pertimbangan keselamatan dan kesehatan, pada pukul lima sore kami pun dipersilakan bubar dan harus kembali lagi ke selasar basement Labtek VIII pada pukul 20.30.

Pada pukul 20.30, kami yang sebelumnya berbaris di selasar basement Labtek VIII dipindahkan menuju selasar basement Labtek VII yang telah dihadiri oleh para seniro dan senorita. Agenda malam itu ialah forum evaluasi keberjalanan MBC yang dipimpin oleh Seniro Aufar. Para panitia pun membahas mengenai tugas-tugas yang tidak dapat kami penuhi, yaitu isu elektroteknik, laporan IEEE, buku angkatan, dan buku lintas angkatan.

Diawali oleh pernyataan dari Seniro Hasnan yang meminta juniro dan bonita mengakui bahwa pada saat mengerjakan buku lintas angkatan hanya mengejar kuantitas dan tanda tangan saja. Pernyataan tersebut terjawabkan oleh beberapa juniro yang mengakuinya dan berkata bahwa terdapat urgensi lain, terdesak deadline, dan mengalah kepada teman yang masih belum memenuhi jumlah narasumber. Seniro Aufar dan Senorita Nabila lebih fokus kepada kualitas karena Eltoro banyak yang hanya menannyakan pertanyaan formal dan bukan menggali pengalaman narasumber.

Seniro Agra menanyakan alasan mengapa masih ada segelintir orang yang belum bisa mengerjakan tugas laporan IEEE dan isu elektroteknik. Hal tersebut dijawab beberapa yang belum mengerjakan berada di kampung halaman yang tidak memiliki akses internet. Lalu, Senorita Nabila menekankan tentang laporan IEEE yang nantinya akan setidaknya seminggu sekali dikerjakan dalam perkuliahan dan harus dianalisis dengan sebenar-benarnya. Lalu Seniro Aufar menyatakan bahwa panitia memiliki nama-nama dari peserta yang belum memenuhi tugas tersebut. Namun, para panitia memutuskan untuk memanggil mereka saat masa perkuliahan dimulai karena banyak yang sedang tidak berada di Bandung.

Seniro dan senorita juga menyinggung tentang materi kepada peserta mengenai HME terutama yang ada di Dummies. Seniro Reinhart menyatakan bahwa kami tidak hanya menghafal materi saja, tetapi juga menggali esensinya. Beliau juga berpesan untuk lebih menggali Bandito Eky, ketua himpunan HME sekarang, mengenai visi dan misi yang ia bawa.

Seniro Gabriel kemudian meminta Eltoro menyuarakan tentang pandangan mereka terhadap angkatannya sendiri. Beberapa menyatakan bahwa Eltoro telah mengalami peningkatan yang sangat bagus karena dulu sekarang kami telah lebih fokus dalam pembahasan kuorum. Kepedulian kini menjadi kebutuhan untuk mengetahui kabar temannya. Setelah itu, Seniro Gabriel meminta Eltoro memposisikan diri sebagai panitia dan memberikan tanggapan terhadap performa Eltoro menurut sudut pandang panitia. Beberapa dari kami menyatakan bahwa beberapa peserta telah jenuh terhadap MBC setelah arak-arakan karena dirasakan kurang menyenangkan. Selain itu, Eltoro dipandang sebagai angkatan yang lebih suka bersenang-senang dilihat dari tugas-tugas yang berhasil diselesaikan hanya tugas angkatan yang dianggap menyenangkan. Seniro Aufar menyangkal pendapat tersebut karena sebenarnya semua orang suka bersenang-senang. Kita harus bisa menempatkan perasaan terhadap setiap tugas yang diberikan.

Kemudian dibahas proyek angkatan yang bersifat community service. Seniro Reinhart menanyakan progress proyek tersebut. Beberapa dari kami menjelaskan bahwa telah diadakan dua kali forum membahas hal tersebut dan memutuskan untuk melakukan survei beberapa lokasi di Bandung. Yang menghadiri kedua forum tersebut hanya sekitar enam puluhan orang. Seniro Aufar berpesan agar tidak membuat proyek yang di luar batas kemampuan mereka dan juga tidak membatasi kemampuan yang dimiliki. Seniro Reinhart juga mengingatkan agar kami menuliskan keberlangsungannya setiap lima hari sekali di blog angkatan agar kami bisa menilai diri sendiri dan panitia dapat melakukan pengawasan.

MBC malam itu diakhiri dengan menyanyikan Mars HME oleh seluruh massa yang hadir dan dipersilakan pulang pada pukul 22.40.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.