twitter
facebook
multiply
tumblr

Jumat, 19 Juli 2013

Resume MBC Day-9

MBC Day-9 yang dilaksanakan Kamis pagi ini, 18 Juli 2013, dihadiri oleh 199 peserta pada apel pagi yang lagi-lagi tidak dapat memenuhi angka kuorum 215. Sebelum memulai, kami berdoa terlebih dahulu dan menyanyikan lagu Petir Ganesha sembari menunggu teman-teman yang sedang ke toilet untuk memenuhi panggilan alam. Kemudian, kami dimobilisasi menuju GKU Timur; dengan ngos-ngosan menapaki setiap anak tangga dan memasuki sebuah ruang kelas besar (lupa nomor berapa) di lantai paling atas gedung. Benar-benar membangkitkan kenangan pas TPB dulu.

Memasuki ruangan, kami dikejutkan oleh kehadiran seorang bintang tamu yang tidak disangka-sangka. Beliau adalah wanita nomor satu di ITB yang sekarang menjabat sebagai ketua kabinet atau presiden KM-ITB (Keluarga Mahasiswa ITB) periode 2013/2014. Siapa lagi kalau bukan Kak Nyoman Anjani, yang entitasnya dikenal sebagai panutan bagi para mahasiswi di kampus ini?

Ternyata, pagi ini beliau ingin berbagi pengalaman bersama kami dan juga para panitia MBC yang berada dalam ruangan. Sebelum sharing dimulai, kami diminta untuk merespon yel-yel "Indonesia!" dengan "Merdeka!" dan "Indonesia Merdeka!" dengan "Jaya!". Beliau juga berkomentar mengenai banyaknya massa yang HME miliki dan berdecak kagum dengan kekompakan himpunan ini terutama pada saat supporteran.

Topik yang disinggung kali ini ialah tentang kepemimpinan. Lalu, mengapa slogan beliau adalah 'Yuk, Bergerak!'?

Kita, sebagai masyarakat sipil yang menyandang gelar 'mahasiswa', boleh berbangga hati. Pada tahun ini, dari 250 juta penduduk di Indonesia, 5.6 juta diantaranya ialah mahasiswa. Namun selalu ingat, kita adalah mahasiswa, bukan siswa biasa. By the way, sadar tidak bahwa hanya di Indonesia saja yang memakai kata 'mahasiswa', sedangkan di luar negeri hanya menyebutkan student alias 'siswa'? Penambahan suku kata 'maha' dalam 'siswa' berarti mahasiswa merupakan pelajar yang mengemban tanggung jawab yang besar. Berbeda dengan siswa biasa yang hanya diberikan materi pelajaran oleh gurunya, mahasiswa memiliki peran sebagai generasi penerus bangsa dan bertanggung jawab dalam menentukan arah ke mana kita membawa negeri ini.

Perguruan tinggi di Indonesia memiliki banyak tujuan, yang dua di antaranya adalah mendidik mahasiswa untuk memiliki kemampuan akademik dan mengharapkan mahasiswa untuk bisa mengembangkan karakter secara mandiri (learning by self). Dan kampus ini menyediakan enam wadah untuk mengembangkan karakter tersebut, yaitu HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan), unit, tim beasiswa, MWA-WM (Majelis Wali Amanat-Wakil Mahasiswa), kabinet, dan kongres; yang keenamnya tergabung dalam struktur KM-ITB.

KM-ITB berbeda dengan BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) universitas-universitas lainnya. Jika BEM bernaung di bawah rektorat kampus yang menaunginya, KM-ITB berkolaborasi dengan rektorat. Tidak hanya itu. KM-ITB juga berasaskan kekeluargaan dan pencapaian mufakat dilakukan dengan musyawarah.

"KM-ITB menjadi pelita pergerakan kaum muda untuk Indonesia" merupakan visi mulai KM-ITB, dengan misi "KM-ITB Muda Harmonis, KM-ITB Muda Dinamis, KM-ITB Muda Berbakti" yang memiliki makna mendalam. KM-ITB Muda Harmonis merupakan usaha untuk menurunkan kearogansian antarhimpunan maupun antarfakultas yang sedari dahulu telah mengakar di kampus ini. KM-ITB Muda Dinamis bertujuan mendinamisasi kampus agar aware terhadap isu-isu kampus dan negara. Sedangkan KM-ITB Muda Berbakti menunjukkan kontribusi melalui gerakan-gerakan kemahasiswaan.

Terdapat lima arah gerak KM-ITB, yaitu (1) KM-ITB sebagai pelopor gerakan persatuan dan kesatuan bangsa, (2) KM-ITB sebagai teladan gerakan pengembangan masyarakat Indonesia, (3) KM-ITB konsisten mengawal kebijakan pemerintah agar sesuai dengan tujuan nasional, (4) KM-ITB sebagai teladan gerakan kampus berwawasan lingkungan, dan (5) KM-ITB sebagai pelopor gerakan pengembang teknologi tepat guna untuk masyarakat.

Setelah pemaparan yang cukup panjang mengenai seluk-beluk KM-ITB, Kak Nyoman melanjutkannya dengan materi kepemimpinan. Terdapat tiga tahap atau cara agar bisa menjadi pemimpin di suatu organisasi: KNOWS the way, SHOWS the way, LEADS the way. Knows the way; tau kita berada di mana, organisasi apa yang kita ikuti, apa permasalahan yang membebani organisasi tersebut, dan perbaikan apa saja yang dapat dilakukan. Shows the way; dari permasalahan dan pemecahannya itu, kita kumpulkan orang-orang dan menyampaikan gagasan kita sehingga mereka memiliki mindset yang sama dengan kita. Lalu, leads the way; pimpinlah mereka.

Seorang pemimpin harus berani. Harus. Ingatlah: "Dare to dream. Dare to change." Beranilah dan milikilah mimpi. Jika seseorang tidak memiliki impian, berarti ia tidak mempunyai visi untuk ke depan nanti. Dan sebagai mahasiswa, jangan lupa kewajiban utama kita adalah belajar, dalam berorganisasi harus bisa menempatkan prioritas mau aktif di kegiatan mana; apakah itu himpunan, unit, atau kabinet. Manajemen waktu juga tak kalah penting.

Kunci sukses di ITB? Ingatlah pesan dari Bang Syawal: kecerdasan, keberanian, dan relasi. Kecerdasan tidak hanya terpaut pada akademik, namun juga cerdas dalam bertindak dan memilih. Beranilah mengambil resiko dan menerima tantangan. Selain itu, jangan lupa untuk membangun relationship dengan banyak orang; kita dan mereka pasti akan saling membutuhkan.

Setiap orang pasti memiliki pengalaman yang luar biasa, tak terkecuali Kak Nyoman. Berbagai pengalaman beliau yang 'wah' itu membuat kami tercengang oleh rasa kagum; beliau ialah mahasiswi jurusan teknik mesin yang merangkap sebagai pecinta alam yang tangguh dan pelukis berbakat.

Sejak duduk di kelas dua SMA, beliau yang dulunya merupakan anggota OSIS ingin mencoba tantangan baru, yaitu pecinta alam. Setelah melalui berbagai tes alam yang berat, beliau akhirnya dilantik sebagai satu-satunya di antara empat perempuan yang dites saat itu. Berbeda dengan kebanyakan orang yang menikmati liburannya dengan bersantai, beliau malah menggunakan kesempatan buat bermager-ria itu dengan mendaki gunung. Sampai saat ini, beliau telah menaklukan delapan gunung di Indonesia. Keren sekali!

Beliau juga memiliki bakat melukis. Lukisan-lukisan beliau patut diberi banyak acungan jempol. Beliau berkata bahwa beliau bisa melukis realistik seperti sekarang ini karena terus-menerus berlatih. Semuanya bertahap, begitu pula dengan hal lainnya. Untuk menguasai keahlian selalu membutuhkan proses. Ungkapan "Bakat hanya mempengaruhi sekitar sepuluh persen, sedangkan selebihnya adalah usaha dan proses dari kita." adalah benar. Ora et labora. Usaha dan doa.

Sesi selanjutnya adalah tanya-jawab. Berikut adalah pertanyaan dan poin-poin penting yang dijawab oleh Kak Nyoman:

Bagaimana cara mengembangkan percaya diri? Keluarlah dari comfort zone atau zona nyaman kita. Carilah organisasi atau kelompok yang memiliki minat yang sama dengan kita, lalu salurkanlah minat tersebut. Kembangkanlah softskill.

Bagaimana cara mengatur waktu dengan baik? Miliki fokus dan prioritas. Letakkanlah jiwa dan raga pada tempatnya; saatnya kuliah ya kuliah, saatnya main ya main. Gunakanlah organisasi sebagai wahana refreshing.

Pernah menjawab dengan jawaban yang kontroversial atau pernah tidak bisa menjawab suatu pertanyaan? Pertanyaan yang sulit dijawab adalah 'mengapa terpilih menjadi presiden KM-ITB?'. Hanya bisa menjawabnya dengan memaparkan bahwa hal tersebut merupakan kuasa Tuhan dan dibarengi dengan doa seorang ibu.

Cita-cita apa? Mengapa memilih masuk jurusan teknik mesin? Dulu pas SMA beliau pernah bertemu dengan alumni yang bekerja sebagai drilling operator. Karena kagum, beliau memilih untuk kuliah di jurusan teknik mesin. Dan ternyata, setelah mengenal lebih jauh tentang kuliah, cita-cita teralihkan menjadi technopreneur.

Bukankah KM-ITB menolak kenaikan harga BBM? Mengapa banyak juga yang setuju dengan kenaikan BBM? Sebenarnya secara logika, massa memang menyetujui bahwa harga BBM harus naik sedikit demi sedikit. Namun, selain logika, kita juga harus memikirkan bagaimana nasib rakyat kecil dan buruh nantinya. Terutama momentum kenaikannya tidak tepat karena mendekati bulan puasa yang bernotabene harga barang akan menjadi lebih mahal. Akhirnya KM-ITB menolak kenaikan harga BBM karena momentum yang tidak pas dan juga karena kinerja pemerintah yang belum baik.

Bagaimana mendekati orang-orang agar bisa satu pikiran? Komunikasi yang murni karena ingin berdiskusi. Jangan malah 'menyogok'. Habiskanlah waktu kita bersama dengan mereka.

Pergerakan dan kajian mahasiswa yang ideal itu bagaimana? Apakah membela yang benar atau membela rakyat? Pastinya pernah mendengar pergerakan horizontal-vertikal mahasiswa. Nah, itu paradigma yang kurang tepat. Mahasiswa sebenarnya mengadakan pergerakan moral untuk membela rakyat. Tentu saja logika adalah sebuah keharusan, tetapi juga harus dibarengi dengan hati nurani. Pikirkanlah bagaimana nasib rakyat kecil apabila kita bertindak.

Tentang zona nyaman, bagaimana mengatasi ketakutan saat keluar dari sana? Hadapilah dengan berani. Tembus batas diri. Semua kesulitan pasti ada solusinya.

Setelah berakhirnya sesi tanya-jawab tersebut, berakhirlah acara sharing dari Kak Nyoman Anjani. Kami kemudian dibubarkan secara sporadis untuk istirahat dengan penanggungjawab Gusti. Kami berkumpul di selasar Lab Doping untuk mengerjakan buku angkatan, lalu sholat dan makan bagi yang tidak berpuasa.

Pukul 13.10 siang, kami berkumpul kembali di selasar basement Labtek VIII. Tidak ada forum, namun (sepertinya) agitasi. Enam di antara kami, Eltoro, diminta untuk menyebutkan nama peserta yang hadir saat itu. Dari enam orang tersebut, hanya tiga orang saja yang berhasil mengingat semuanya; Fitri, Verdy, dan Septian. Para seniro dan senorita sangat kecewa pada kami karena banyak sekali di antara kami yang belum mengenal satu sama lain, padahal telah diberi tenggat waktu hampir sebulan. Oleh karena itu, kami kemudian dibagi atas dua kelompok; yang hapal lebih dari 150 orang (dimobilisasi menuju selasar GKU Timur) dan yang hapal kurang dari itu (tetap di selasar basement Labtek VIII). Dan saya termasuk di golongan yang hapal kurang dari 150 peserta.

Kami yang berada di selasar basement Labtek VIII diminta untuk memberikan alasan mengapa tidak bisa menghapal lebih. Beberapa jawabannya ialah baru datang di MBC, sulit mengingat nama, sulit mengingat jika hanya berinteraksi sedikit, dan lain sebagainya. Kami pun memberi masukan bagaimana solusi agar kami semua bisa mengingat satu angkatan, yang dua di antaranya ialah memaksimalkan kumpul angkatan dan membuat database foto seangkatan dengan penanggungjawab Gunawan.

Setelah itu, dua kubu kembali disatukan dan dipersiapkan untuk bubar dan pulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.