Kamis, 11 Juli 2013, apel pagi MBC Day-6 dimulai pada pukul 8.20 di parkiran Babakan Siliwangi. Di sana, kami, Eltoro, berbaris hingga lurus dengan jumlah peserta 205. Para seniro dan senorita mempertanyakan ke mana saja teman-teman kami yang tidak hadir sehingga kuorum 228 orang tidak terpenuhi.
Setelah pengecekan spek, kami diajarkan tiga buah lagu HME, yaitu Di Sini HME, HME Himpunanku, dan Percayalah.
Setelah pengecekan spek, kami diajarkan tiga buah lagu HME, yaitu Di Sini HME, HME Himpunanku, dan Percayalah.
Di Sini HME
Di sini EL
Di sana IF
HME dan IF bersaudara
HME Himpunanku
HME HME himpunanku
Majulah HME pantang mundur
Tunjukkan kilatmu, tunjukkanlah tawamu
Kami satu HME selalu
Percayalah
Percayalah HME
Meski dihadang lawan
Kamu nggak sendirian
Yo rame-rame, yo sama-sama
Kita nyanyi bersama
Percayalah HME
Meski penuh ancaman
Kamu nggak sendirian
Syalalalala
Di sini EL
Di sana IF
HME dan IF bersaudara
HME Himpunanku
HME HME himpunanku
Majulah HME pantang mundur
Tunjukkan kilatmu, tunjukkanlah tawamu
Kami satu HME selalu
Percayalah
Percayalah HME
Meski dihadang lawan
Kamu nggak sendirian
Yo rame-rame, yo sama-sama
Kita nyanyi bersama
Percayalah HME
Meski penuh ancaman
Kamu nggak sendirian
Syalalalala
Selain mempelajari lagu-lagu tersebut, kami juga diminta untuk menyanyikan lagu-lagu supporteran yang telah kami pelajari sebelumnya. Ternyata, masih terdapat beberapa peserta yang belum hafal sehingga Alvin ditunjuk sebagai penanggungjawab untuk mengajarkan lagu-lagu HME kepada yang belum bisa. Seniro dan senorita berharap agar kami dapat melafalkan dengan baik lagu-lagu tersebut karena akan dinyanyikan dengan lantang pada saat arak-arakan wisuda.
Setelah pengulangan materi lagu supporteran selesai, kami kemudian dimobilisasi menuju lapangan Saraga untuk mempelajari formasi-formasi saat arak-arakan. Terbagi atas dua formasi, yaitu formasi saat penyambutan wisudawan-wisudawati dan formasi saat arak-arakan berlangsung. Formasi penyambutan menyerupai huruf 'U' yang terdiri atas tiga bagian: tiga shaf barisan di sebelah kanan, tiga shaf barisan di sebelah kiri, dan 35 banjar barisan di depan diikuti dengan shaf-shaf di belakangnya serta bagian terdepannya diisi oleh lima maskot performance wisudaan, yaitu Aladdin oleh Daniel, Jasmine oleh Fika, Jin oleh Danar, Raja Minyak oleh Reza, dan salah satu belly dancer Marcel. Lagu E L Elektro dilantunkan berulang-ulang selama wisudawan-wisudawati memasuki bagian tengah formasi 'U' dengan genderang hingga keadaan steady-state dan adanya aba-aba dari komandan barisan.
Sedangkan untuk formasi saat mengarak, bagian terdepan merupakan lima maskot dengan di kiri dan kanan barisan terdepan terdapat pemegang bendera HME, diikuti dengan enam banjar dan shaf-shaf barisan performer, lalu empat banjar dan 31 shaf barisan yang akan diisi oleh wisudawan-wisudawati yang bagian kanan dan kirinya masing-masing terdapat satu barisan Eltoro sehingga membentuk sebuah barikade yang melindungi wisudawan-wisudawati. Tak lupa pula, bagian paling luar barisan ditempati oleh massa HME lainnya. Para performer mengenakan kostum yang telah ditentukan untuk performance dan pengarak lain diminta memakai pakaian yang seragam yang ditentukan oleh angkatan kami.
Kami kemudian berlatih membentuk formasi dan melakukan simulasi arak-arakan dengan menyanyikan lagu-lagu HME yang diketuai oleh komandan barisan. Terkadang terjadi lose beat oleh barisan belakang karena para penabuh gendang belum membawa genderangnya sehingga sulit menyamakan tempo. Tidak hanya itu, beberapa dari kami juga tidak hapal lirik lagu tersebut sehingga tak ayal seorang seniro menarik orang-orang yang belum hapal keluar dari barisan. Setelah dirasa cukup dan cuaca mulai terik, kami dibubarkan untuk istirahat dan sholat (serta makan siang bagi yang tidak puasa) hingga pukul 12.45 siang.
Siang harinya, kami berkumpul di selasar basement Labtek VIII untuk mengikuti forum yang membahas tentang progress persiapan arak-arakan oleh moderator Seniro Dola. Yang pertama adalah penjelasan mengenai properti wisuda yang terdiri atas properti besar dan properti massal. Properti besar berupa karpet terbang dengan persentase progress 80%, teko besar 50%, dan backdrop 90%. Untuk karpet terbang dan backdrop hanya tinggal memoleskan dan menambahkan accessories-nya, sedangkan teko besar masih dalam pengerjaan dan kira-kira akan selesai keesokan harinya.
Properti massal berupa kostum maskot, kostum penari, dan kalung. Lima kostum maskot disewa dengan harga Rp 75000 per kostumnya, sedangkan kostum penari dijahit sendiri oleh massa perempuan Eltoro. Saat ini telah selesai sembilan celana penari, sedangkan masih diperlukan banyak pakaian untuk para penari. Budget untuk membeli kain adalah Rp 1100000. Kostum dibuat semenarik mungkin terutama untuk beberapa tarian yang tidak terdapat maskot di dalamnya. Dan untuk kalung, progress sudah hampir selesai, hanya tinggal pemasangan LED.
Kendala-kendala dalam pengerjaan properti adalah waktu pengerjaan yang terbatas karena adanya tarawih di malam bulan puasa, jumlah massa yang tidak optimal (rata-rata 100 s.d. 120 orang) karena adanya urgensi diklat dan double-job (orang yang mendekorasi ada yang merangkap sebagai performer), dan terdapat perkakas yang hilang karena tempat penyimpanan yang kurang aman. Solusinya adalah menghubungi para seniro dan senorita apabila memerlukan gudang penyimpanan untuk perkakas penting sehingga dapat disimpan di dalam sekre HME, pemetaan sumber daya manusia dimaksimalkan, dan memberlakukan pola kerja cerdas.
Kemudian forum berlanjut dengan pembahasan tentang performance wisuda. Semua gerakan tarian sudah selesai dan dihapal oleh seluruh performer, hanya kurang di ekspresi wajah dan detail gerakan yang bisa dilatih secara berulang-ulang. Tarian tersebut dibagi atas tujuh scene, yaitu Tari Seribu Tangan dengan enam penari, Belly Dance dengan tujuh penari, Tari Rakyat dengan 21 penari, Tari Jin dengan 15 penari, Tari Berpasangan dengan dua belas penari, Tari Prajurit dengan dua belas penari, dan closing berupa flashmob oleh seluruh performer.
Kendala-kendala saat latihan adalah performer yang double-job, beberapa tidak menghadiri latihan, dan speaker yang dipakai bermasalah. Solusinya adalah bagi yang menjadi performer diharapkan untuk fokus di bagian performance saja dan menghubungi teman-teman yang memiliki speaker yang lebih bagus. Kami juga diharapkan agar menegaskan pengenaan pakaian yang sopan di bulan puasa, terutama bagi Belly Dance yang berkostum 'bra' (berbahan botol Aqua 1,5 liter yang diberi sepuluh LED).
Durasi tarian adalah kurang lebih delapan menit. Tempat untuk perform diperkirakan di depan gerbang kampus atau Tugu Soekarno sehingga harus dipikirkan matang-matang akan luas tempat, cara menyembunyikan performers yang belum waktunya tampil, dan timing untuk masuk. Persiapan wisudaan ini merupakan ajang kerja sama satu angkatan Eltoro maupun membina relasi dengan para seniro dan senorita.
Kami diharapkan untuk menghadirkan massa Eltoro sebanyak mungkin saat arak-arakan. Beberapa usahanya antara lain dengan konfirmasi Google Docs, konfirmasi jarkom, penelponan untuk peserta yang tidak mengonfirmasi jarkom, dan jemput bola. Solusi sementara yang dapat diberikan adalah berupa pemberian peran pada peserta yang selama ini enggan mengikuti MBC, yaitu dengan membawa sebagian properti wisuda. Untuk memastikan jumlah kehadiran saat arak-arakan, kami diminta memberikan data konfirmasi yang jelas. Di penghujung forum, ketua angkatan Eltoro ditegur keras oleh seniro dan senorita agar tidak lagi melupakan amanat yang mereka berikan.
Akhirnya, forum ditutup dengan salam kebanggaan MBC dan doa.
Setelah pengulangan materi lagu supporteran selesai, kami kemudian dimobilisasi menuju lapangan Saraga untuk mempelajari formasi-formasi saat arak-arakan. Terbagi atas dua formasi, yaitu formasi saat penyambutan wisudawan-wisudawati dan formasi saat arak-arakan berlangsung. Formasi penyambutan menyerupai huruf 'U' yang terdiri atas tiga bagian: tiga shaf barisan di sebelah kanan, tiga shaf barisan di sebelah kiri, dan 35 banjar barisan di depan diikuti dengan shaf-shaf di belakangnya serta bagian terdepannya diisi oleh lima maskot performance wisudaan, yaitu Aladdin oleh Daniel, Jasmine oleh Fika, Jin oleh Danar, Raja Minyak oleh Reza, dan salah satu belly dancer Marcel. Lagu E L Elektro dilantunkan berulang-ulang selama wisudawan-wisudawati memasuki bagian tengah formasi 'U' dengan genderang hingga keadaan steady-state dan adanya aba-aba dari komandan barisan.
Sedangkan untuk formasi saat mengarak, bagian terdepan merupakan lima maskot dengan di kiri dan kanan barisan terdepan terdapat pemegang bendera HME, diikuti dengan enam banjar dan shaf-shaf barisan performer, lalu empat banjar dan 31 shaf barisan yang akan diisi oleh wisudawan-wisudawati yang bagian kanan dan kirinya masing-masing terdapat satu barisan Eltoro sehingga membentuk sebuah barikade yang melindungi wisudawan-wisudawati. Tak lupa pula, bagian paling luar barisan ditempati oleh massa HME lainnya. Para performer mengenakan kostum yang telah ditentukan untuk performance dan pengarak lain diminta memakai pakaian yang seragam yang ditentukan oleh angkatan kami.
Kami kemudian berlatih membentuk formasi dan melakukan simulasi arak-arakan dengan menyanyikan lagu-lagu HME yang diketuai oleh komandan barisan. Terkadang terjadi lose beat oleh barisan belakang karena para penabuh gendang belum membawa genderangnya sehingga sulit menyamakan tempo. Tidak hanya itu, beberapa dari kami juga tidak hapal lirik lagu tersebut sehingga tak ayal seorang seniro menarik orang-orang yang belum hapal keluar dari barisan. Setelah dirasa cukup dan cuaca mulai terik, kami dibubarkan untuk istirahat dan sholat (serta makan siang bagi yang tidak puasa) hingga pukul 12.45 siang.
Siang harinya, kami berkumpul di selasar basement Labtek VIII untuk mengikuti forum yang membahas tentang progress persiapan arak-arakan oleh moderator Seniro Dola. Yang pertama adalah penjelasan mengenai properti wisuda yang terdiri atas properti besar dan properti massal. Properti besar berupa karpet terbang dengan persentase progress 80%, teko besar 50%, dan backdrop 90%. Untuk karpet terbang dan backdrop hanya tinggal memoleskan dan menambahkan accessories-nya, sedangkan teko besar masih dalam pengerjaan dan kira-kira akan selesai keesokan harinya.
Properti massal berupa kostum maskot, kostum penari, dan kalung. Lima kostum maskot disewa dengan harga Rp 75000 per kostumnya, sedangkan kostum penari dijahit sendiri oleh massa perempuan Eltoro. Saat ini telah selesai sembilan celana penari, sedangkan masih diperlukan banyak pakaian untuk para penari. Budget untuk membeli kain adalah Rp 1100000. Kostum dibuat semenarik mungkin terutama untuk beberapa tarian yang tidak terdapat maskot di dalamnya. Dan untuk kalung, progress sudah hampir selesai, hanya tinggal pemasangan LED.
Kendala-kendala dalam pengerjaan properti adalah waktu pengerjaan yang terbatas karena adanya tarawih di malam bulan puasa, jumlah massa yang tidak optimal (rata-rata 100 s.d. 120 orang) karena adanya urgensi diklat dan double-job (orang yang mendekorasi ada yang merangkap sebagai performer), dan terdapat perkakas yang hilang karena tempat penyimpanan yang kurang aman. Solusinya adalah menghubungi para seniro dan senorita apabila memerlukan gudang penyimpanan untuk perkakas penting sehingga dapat disimpan di dalam sekre HME, pemetaan sumber daya manusia dimaksimalkan, dan memberlakukan pola kerja cerdas.
Kemudian forum berlanjut dengan pembahasan tentang performance wisuda. Semua gerakan tarian sudah selesai dan dihapal oleh seluruh performer, hanya kurang di ekspresi wajah dan detail gerakan yang bisa dilatih secara berulang-ulang. Tarian tersebut dibagi atas tujuh scene, yaitu Tari Seribu Tangan dengan enam penari, Belly Dance dengan tujuh penari, Tari Rakyat dengan 21 penari, Tari Jin dengan 15 penari, Tari Berpasangan dengan dua belas penari, Tari Prajurit dengan dua belas penari, dan closing berupa flashmob oleh seluruh performer.
Kendala-kendala saat latihan adalah performer yang double-job, beberapa tidak menghadiri latihan, dan speaker yang dipakai bermasalah. Solusinya adalah bagi yang menjadi performer diharapkan untuk fokus di bagian performance saja dan menghubungi teman-teman yang memiliki speaker yang lebih bagus. Kami juga diharapkan agar menegaskan pengenaan pakaian yang sopan di bulan puasa, terutama bagi Belly Dance yang berkostum 'bra' (berbahan botol Aqua 1,5 liter yang diberi sepuluh LED).
Durasi tarian adalah kurang lebih delapan menit. Tempat untuk perform diperkirakan di depan gerbang kampus atau Tugu Soekarno sehingga harus dipikirkan matang-matang akan luas tempat, cara menyembunyikan performers yang belum waktunya tampil, dan timing untuk masuk. Persiapan wisudaan ini merupakan ajang kerja sama satu angkatan Eltoro maupun membina relasi dengan para seniro dan senorita.
Kami diharapkan untuk menghadirkan massa Eltoro sebanyak mungkin saat arak-arakan. Beberapa usahanya antara lain dengan konfirmasi Google Docs, konfirmasi jarkom, penelponan untuk peserta yang tidak mengonfirmasi jarkom, dan jemput bola. Solusi sementara yang dapat diberikan adalah berupa pemberian peran pada peserta yang selama ini enggan mengikuti MBC, yaitu dengan membawa sebagian properti wisuda. Untuk memastikan jumlah kehadiran saat arak-arakan, kami diminta memberikan data konfirmasi yang jelas. Di penghujung forum, ketua angkatan Eltoro ditegur keras oleh seniro dan senorita agar tidak lagi melupakan amanat yang mereka berikan.
Akhirnya, forum ditutup dengan salam kebanggaan MBC dan doa.

Tidak ada komentar:
Posting Komentar